Buku " Gereget Kartosuro " Sebagai Upaya dan Pelindung Warisan Sejarah.


JAKARTA, BERITAONE. CO. ID--Awal tahun 2018, H.  Djuyamto SH. MH , yang merupakan  tokoh Kartosura, melakukan  launching perdana buku yang berjudul "Greget Kartosura"  bertempat di kawasan pelataran Watu Kembar Keraton Kartasura.

H. Djuyamto SH , penerbitan buku ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga dan melindungi warisan sejarah Kertasura, dan selanjutnya ingin mengajak masyarakat Kartasura untuk meningkatkan literasi melalui buku tersebut.

Jumlah halaman buku " Greget Surakarta ini sebanyak  360 halaman ini menggandeng 4 (empat) penulis yakni Newandi, Hendaru, Elsye dan Sukarno, katanya  Sabtu lalu 7/9/2024.

Ki Danang Suseno, putra almarhum  Ki Manteb Sudarsono mengatakan bahwa, bagian dari upaya untuk meneruskan pesan positif kepada generasi penerus melalui karya buku.

Jika tidak ditulis, maka hanya akan menjadi sebuah omongan. Saya mengapresiasi atas kinerja pemrakarsa buku  Greget  Kartasura  tersebut,  Djuyamto ” jelasnya.

Terkait Keroncong Greget, dia mendukung semua upaya dalam ranah pelestarian budaya. Dengan dikemas dalam nuansa modern tentu akan menjadikan keroncong menjadi lebih fresh bagi semua kalangan.

Senada dengan Endah Laras, seorang penyanyi, penari  dan aktris,  namanya dikenal sebagai pelantun lagu-lagu keroncong, lagu Jawa, juga menjadi salah satu pemeran dalam film Soegija (2012) ini, menceritakan masa kecilnya di Kartasura. Lika-liku kehidupan di Kartasura sangat membekas baginya, terlalu sulit dilupakan.

Tanpa Kartasura saya mungkin tidak bisa seperti sekarang ini,” kata 

Penggagas Kartasura Greget, Djuyamto, SH, MH, dan  mengatakan bahwa, buku Greget Kartasura diawali dari perbincangan singkat tentang Kartasura dan bukan sekedar wilayah administrasi kecamatan namun lebih dari itu.

Bahkan di dalam tayangan video tadi dinyatakan langsung oleh Gusti Moeng dan kita meyakini serta  tercatat dalam fakta sejarah kalau tidak ada Kartasura tidak ada Surakarta tidak ada Kartasura tidak ada Yogyakarta bahkan tidak ada Indonesia,” ucapnya.

Berbicara mengenai Kartasura, lanjut Djuyamto , melalui pagelaran seni budaya, dia juga membawa misi yang sama yang tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Kebudayaan jangan hanya dipandang sebelah mata seolah-olah hanya tari lukisan, ketoprak, wayang. Dalam undang-undang tersebut kebudayaan merupakan investasi masa depan sebuah bangsa,” tegasnya.

Betapa strategisnya kebudayaan bagi kemajuan sebuah bangsa, disana disebut dengan jelas bahwa kebudayaan adalah investasi untuk kemajuan masa depan bangsa, bahkan di batang tubuh tujuan pemajuan kebudayaan, untuk kebudayaan yang kita uri-uri guna  menyumbang pembangunan peradaban dunia,” lanjutnya.

Sebagai warga asli Kartasura, H. Djuyamto SH.MH  ingin memberi manfaat bagi tanah kelahirannya tersebut.

“Saya ingin mengajak kita semua karena kebudayaan itu adalah investasi, 5 sampai 20 tahun ke depan, apakah kita bisa memastikan Indonesia dalam keadaan aman damai, belum tentu,” tegasnya.

Apa yang kita lakukan hari ini kita hari ini adalah menginvestasikan masa depan supaya anak cucu kita bisa merasakan kedamaian, kedamaian bukan serta merta hadir, saat ini kita sedang berinvestasi untuk masa depan,” sambungnya.

Djuyamto yang juga Humas Pengadilan Negeri Jakarta, Selatan ini  menambahkan, melalui seni budaya, dia pertama kali mengajak Andi Zate, seniman musik yang terkenal dari Kartasura membuat lagu untuk menyemangati orang Kartasura dengan lagu Kartosuro Greget.

Disana ada ajakan untuk tidak iren-irenan dan disik-disikan,” terangnya.

Pada akhir penjelasannya  Djuyamto SH.MH  menegaskan, supaya lebih tersimpan dalam alam bawah sadar, maka dia melanjutkan dengan membuat buku Greget Kartasura.

Ini latar belakang sederhana, pada intinya kami di dalam menginisiasi gerakan Kartosuro greget bukan ingin mendapatkan tujuan politik,” ungkapnya.

Suasana Launchingnya Buku Greget Kartasura nampak  semakin meriah dengan penampilan Keroncong Greget besutan Andi Zate featuring Endah Laras bawakan lagu pertama Lir Ilir serta penampilan duet Temon Greget dan Kiki Atrika membawakan karya Hakim Agung Dr. H. Panji Widagdo, SH, MH, berjudul Apa Kata Cinta.

Pada acara ini hadir  Forkompincam Kartasura, Pemrakarsa Kartasura Greget, Djuyamto, SH, MH, Dan Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, Kolonel Inf Catur Sutoyo, SE, Dalang Kondang Ki Danang Suseno, penyanyi Keroncong Endah Laras, Ketua MUI Kartasura, Kyai Muh Nadjib, Budayawan Milenial, Sri Narendra Kalaseba serta ratusan tamu undangan lainnya ikut menyemarakkan suasana ini. (SUR).

No comments

Powered by Blogger.