Normalisasi Sungai Sungsang (Bernai) Handayani Mulia Molor Alias Belum Rampung Dikerjakan


PALI,BERITA-ONE.COM - Normalisasi Sungai Sungsang di Kelurahan Handayani Mulia, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) tahun anggaran 2022 dari dinas PUTR belum rampung alias molor meski masa kontrak dibuat pada bulan september 2022 lalu, namun pekerjaannya masih tetap berlanjut di tahun 2023 sehingga pekerjaannya tak sesuai target.

Dari pantauan di lapangan, aktifitas pekerjaan bukan hanya melakukan normalisasi sungai yang sudah ada saja, melainkan ada juga pembuatan sungai baru serta jauh dari pemukiman masyarakat.

Ditelusuri dari LPSE Kabupaten PALI Normalisasi Sungai Sungsang bersumber dari dana APBD Pemerintah Daerah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir 2022 sebesar 1.850.000.000 (1.8 M) Satuan kerja : Dinas Pekerjaan Umum

Nama tender : Normalisasi Kecamatan Talang Ubi/Kecamatan Penukal Tanggal Pembuatan tender: 7 September 2022 Pemenang: CV Putra Serepat Serasan 

Kadin PUTR PALI Ristanto wahyudi,ST.MT melalui PPTK Fiktor. mengakui bahwa, pekerjaan normalisasi tersebut belum selesai dan pihaknya sudah melakukan Addendum dengan menambah waktu ke pihak kontraktor selama 50 hari terhitung dari tanggal 28 Desember 2022 lalu.

Fiktor menyebut kontrak normalisasi Sungai Sungsang tersebut dari bulan September 2022 lalu. untuk anggarannya menggunakan Bangub sebesar 1.8 M dan panjang normalisasi sekitar 2 KM lebih dan yang pasti untuk pembayaran tahap ketiga belum kita bayarkan.

Kontrak dibuat pada bulan September 2022 lalu. Untuk keterlambatan pada normalisasi itu dikarenakan kebanyakan kendala sosial dan adanya pembuatan sungai baru dikarekan sungai lama tersendat " ujar Fiktor Kamis (12/1/2023).

Yadi (45), Salah satu masyarakat lahannya yang terdampak oleh pembuatan normalisasi sungai tersebut merasa was-was karena pengerukan tanah sungai masuk ke lahan kebun sawit miliknya.

Pihak kontraktor sudah berkoordinasi dengan saya, namun sebatas koordinasi saja.untuk meminta izin meletakan tanah pengerukan kelahan saya dan meminta agar pohon sawit yang sudah saya tanam dipindahkan terlebih dahulu.Kendati demikian saya tidak keberatan asalkan mereka mau membuatkan parit pada rawa-rawa yang ada di dekat perbatasan kebun. karena, ketika tumpukan tanah berada di bibir lahan, takutnya ketika musim hujan kebun miliknya banjir karena tidak ada saluran pembuangan air, sejauh ini pengerjaan tetap berjalan lancar," ujarnya kepada media ini.(SH)

No comments

Powered by Blogger.