Bom Yang Diamankan Dari Kediaman AB Dosen IPB Memiliki Daya Ledak Yang Berbahaya
Teks foto: Kombes Pol Asep Adi Saputra. |
“Kami tegaskan, 29 barang yang disebut bom rakitan ini memiliki daya ledak dan hancur yang berbahaya, jadi bukan bom molotov seperti biasa, tidak sesederhana bom molotov tapi ini bom yang memiliki daya ledak.” Ungkap Kabag Penum Biro Penmas Divhumas Polri di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis kemarin.
Kombes Pol.Asep Adi Saputra menjelaskan dan merinci bahan-bahan yang terdapat dalam bom rakitan milik AB tersebut.
Pada bagian sumbu bom molotov, diketahui terdapat serbuk bahan baku korek. Mantan Kapolres Bekasi Kota itu menyebut, pihaknya menemukan bubuk detergen, lada, kaca, hingga paku dalam bom tersebut. Sehingga, daya ledak dari bom ini disebutnya sangat berbahaya.
“Ada deterjennya, ada juga lada, di dalam balutan (lakban) ini juga ada kandungan paku. Dan, dampak dari pecahan kaca ini, kan dirakit dalam satu botol bekas suplemen, kacanya akan berbahaya, pakunya juga berbahaya,” tuturnya
Sebelumnya, Polri membantah bom ikan yang diamankan dari kediaman dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Abdul Basith (AB), berisi minyak jarak.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum., M.Si., M.M. menegaskan, penyidik sudah meminta keterangan AB dan tersangka lainnya terkait masalah itu.
“Minyak jarak buat apa? Enggak mungkin minyak jarak akan digunakan untuk melakukan serangan atau bom,” tegas Brigjen Pol. Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Sebagian besar yang diamankan dari kediaman AB diketahui mirip bom ikan. Jenderal Bintang Satu itu menyebut sumbu-sumbunya adalah sumbu ledak atau detonator.
Sehingga menepis anggapan apabila yang diamankan adalah lampu berisi minyak jarak. Sebab, tak ada sumbu api seperti pada lampu berisi minyak jarak.
“Sebagian besar yang disita jenisnya adalah seperti bom ikan. Sumbu-sumbu ini adalah sumbu ledak. Sumbu bukan sumbu api, tapi sumbu ledak dari detonator dan di dalamnya yang dilakban ini berisi paku-paku semua,” ungkap mantan Kapolres Ponorogo itu.
Sebelumnya, beredar informasi terkait minyak jarak yang viral di media sosial. Sebuah tangkapan layar pesan singkat WhatsApp beredar di media sosial, yang menyebutkan Abdul Basith menjual minyak jarak secara online.
Dari hasil pemeriksaan, Abdul bersama 9 tersangka lainnya diduga merencanakan peledakan bom molotov tersebut saat aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI pada Sabtu (28/9/19) lalu.
Saat ini, Abdul Basith (AB) dan 9 tersangka lainnya ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya.
Para tersangka dijerat sejumlah pasal, di antaranya adalah Pasal 169 KUHP dan Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951.
Abdul Basith juga diduga merekrut pelaku lain berinisial S alias L untuk memproduksi bom molotov, serta merekrut OS untuk mencari dana bagi eksekutor lapangan.
“Dari S tersebut sudah merekrut 4 orang atas nama tersangka JAF, AL, NAD dan SAM. Mereka-mereka ini memiliki kualifikasi membuat bom sekaligus merangkap sebagai eksekutor. Sedangkan OS merekrut YF, ALI dan FEB,” jelas Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (1/10/19).
Sementara itu, Institut Pertanian Bogor (IPB) menghormati proses hukum yang berlaku seiring dosennya Abdul Basith ditetapkan tersangka oleh pihak Kepolisian.
“IPB menghormati proses hukum yang berlaku dan akan menunggu kepastian hukum bagi saudara Abdul Basith,” ungkap Rektor IPB Arif Satri, Selasa. Dan berharap, proses hukum tersebut berjalan transparan, akuntabel, dan adil.
“IPB telah memiliki aturan yang jelas tentang norma dan etika dosen, serta ketentuan bagi yang melanggarnya,” tegas Rektor IPB.
Menurutnya, IPB berkomitmen menjaga keutuhan bangsa dan menentang segala aksi kekerasan yang merusak sendi-sendi persatuan, kesatuan bangsa dengan tujuan serta alasan apa pun.
“Dalam kondisi apa pun juga, IPB juga akan terus berkomitmen untuk senantiasa menjaga ruh dan amanat. Sebagai lembaga pendidikan tinggi di Indonesia yang mengedepankan kultur academic excellence untuk menghasilkan inovasi yang bermanfaat untuk kemajuan bangsa,” papar Rektor IPB.
(TBN/SUR).
No comments