Mendagri : Bongkar Dalang Pergerakan Massa Aksi Anarkis
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo |
Jakarta,BERITA-ONE.COM. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo meminta agar jajaran Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) membongkar siapa pihak yang mendalangi aksi anarkis di Kemendagri pada Rabu kemarin.
"Dirjen Polpum (Soedarmo) harus cari akar masalahnya, siapa yang bermain, siapa yang mendanai mereka," kata Tjahjo dalam pesan singkatnya, Kamis 12 Oktober 2017.
Kasus yang terjadi kemarin, tambah dia sangat mengecewakan, bahkan seolah menampar wajahnya selaku menteri. Padahal, perwakilan massa yang berasal dari Kabupaten Tolikara ini sudah dua kali diterima Mendagri.
"Mereka sudah kita terima baik-baik, bahkan saya terima secara resmi di ruangan kerja bersama eselon I dan II terkait di Kemendagri," ujar dia.
Tjahjo menjelaskan, dirinya dan pihak Kemendagri telah berkali-kali memberikan pemaparan kepada para perwakilan Tolikara ini, namun nyatanya, mereka malah berbuat brutal dan anarkis.
"Saya sudah jelaskan, Mendagri tidak bisa mengubah putusan MK dan tak bisa menarik SK lalu mengubahnya untuk menetapkan pasangan calon yang kalah. Namun mereka berpegang kalau ini bisa dilakukan," kata dia.
Menurut Tjahjo, ada indikasi masalah ini akan bermuara di Pilgub Papua pada 2018 mendatang. Karena itu, ia yakin ada pihak yang menggerakan aksi tersebut, bahkan sampai ada tindakan anarkis yang dilakukan para massa kemarin.
"Ini simpatisan suruhan pasti di belakangnya ada yang bermain dan pasti akan terungkap. Saya pernah ke Tolikara, di sana orangnya baik-baik tidak seperti yang datang melakukan tindakan anarkis kemarin," ujar dia.
Mendagri mendorong agar kasus ini diselesaikan secara hukum. Sebab, ini menyangkut harga diri dan nama baik instansi Kemendagri. Padahal, selama ini, pihak Kemendagri, termasuk dirinya selaku menteri, sudah beritikad baik menerima dan mendengar aspirasi mereka.
"Namun balasannya malah merusak kantor Kemendagri dan melukai banyak orang. Ini menyangkut kehormatan dan harga diri Kemendagri, khususnya saya," tambahnya. Humas Kemendagri menyiarkan. (SUR)
"Dirjen Polpum (Soedarmo) harus cari akar masalahnya, siapa yang bermain, siapa yang mendanai mereka," kata Tjahjo dalam pesan singkatnya, Kamis 12 Oktober 2017.
Kasus yang terjadi kemarin, tambah dia sangat mengecewakan, bahkan seolah menampar wajahnya selaku menteri. Padahal, perwakilan massa yang berasal dari Kabupaten Tolikara ini sudah dua kali diterima Mendagri.
"Mereka sudah kita terima baik-baik, bahkan saya terima secara resmi di ruangan kerja bersama eselon I dan II terkait di Kemendagri," ujar dia.
Tjahjo menjelaskan, dirinya dan pihak Kemendagri telah berkali-kali memberikan pemaparan kepada para perwakilan Tolikara ini, namun nyatanya, mereka malah berbuat brutal dan anarkis.
"Saya sudah jelaskan, Mendagri tidak bisa mengubah putusan MK dan tak bisa menarik SK lalu mengubahnya untuk menetapkan pasangan calon yang kalah. Namun mereka berpegang kalau ini bisa dilakukan," kata dia.
Menurut Tjahjo, ada indikasi masalah ini akan bermuara di Pilgub Papua pada 2018 mendatang. Karena itu, ia yakin ada pihak yang menggerakan aksi tersebut, bahkan sampai ada tindakan anarkis yang dilakukan para massa kemarin.
"Ini simpatisan suruhan pasti di belakangnya ada yang bermain dan pasti akan terungkap. Saya pernah ke Tolikara, di sana orangnya baik-baik tidak seperti yang datang melakukan tindakan anarkis kemarin," ujar dia.
Mendagri mendorong agar kasus ini diselesaikan secara hukum. Sebab, ini menyangkut harga diri dan nama baik instansi Kemendagri. Padahal, selama ini, pihak Kemendagri, termasuk dirinya selaku menteri, sudah beritikad baik menerima dan mendengar aspirasi mereka.
"Namun balasannya malah merusak kantor Kemendagri dan melukai banyak orang. Ini menyangkut kehormatan dan harga diri Kemendagri, khususnya saya," tambahnya. Humas Kemendagri menyiarkan. (SUR)
No comments