H.Saifannur.S.SOS Kabupaten Bireuen Diharapkan Menjadi Puast Lumbung Padi Untuk Aceh Dan Sumatera
BIREUEN,BERITA-ONE.COM-Dalam rangka Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) Kabupaten Bireuen Tahun 2017 di areal Program Pengembangan Industri Benih Varietas IPB- 3S di lokasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Peudada Kab.Bireuen.
Bupati Bireuen, H. Saifannur S.Sos meminta Rektor IPB Bogor untuk memberikan kesempatan agar Bireuen jadi lumbung padi di Aceh dan Sumatera Utara.
Berilah kesempatan kepada pemuda Bireuen agar mereka bisa menjadi penyedia benih untuk kebutuhan petani, bukan hanya dipasok oleh perusahan tertentu saja. “Kalau saya, yang merupakan seorang pengusaha, jika diminta memasok bibit pasti sanggup dan bisa melakukannya. Tapi kalau saya yang lakukan, nanti pasti dibilang masak udah jadi Bupati masih tetap saja Urus usaha itu.
“Saya minta Kadis Pertanian Bireuen supaya lebih memperhatikan hal menyangkut kebutuhan petani, dan
juga melatih para petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), agar lebih berkualitas supaya petani nanti bisa menikmati hasilnya. “Mari bangun pertanian kita lebih maju untuk masa depan yang lebih gemilang dan sejahtera,harapanya.
Sementara itu, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc menyebutkan, hasil pengembangan padi tersebut menghasilkan padi tipe baru, bukan hanya varietas baru, tapi padi tipe baru. Padi jenis ini fotosintetis tinggi, bulirnya bisa mencapai 300 bulir. Umumnya padi varietas lainnya hanya 120-200 bulir.
“Penanaman padi tipe baru ini harus diperhatikan jarak tanam tidak boleh terlalu rendah. Harus menanggunakan syarat-syarat budi daya, syarat tanamnya. Walaupun tak dimaksudkan padi ini tahan wereng dan hama, namun ternyata cukup tahan juga. Produksinya bisa mencapai 10-11 ton per hektar. Dengan produktivitas rata-rata 8 ton per hektar,” katanya.
Disebutkan, pihak IPB telah menyerahkan benih padi tersebut kepada Gubernur Aceh secara simbolis pada acara Dies Natalis IPB, 6 September 2017 lalu. Ternyata, di Bireuen hari ini malah sudah bisa dipanen.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bireuen, Ir Alie Basyah, M.Si berterima kasih kepada Kadis Pertanian dan Perkebunan Aceh yang telah berikan dukungan baik moril maupun materil.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Rektor IPB Bogor, yang telah memilih Bireuen untuk pengembangan varietas padi. Tak salah bila Rektor IPB memilih Bireuen, sebab Bireuen gudangnya benih, banyak penangkar benih di Bireuen.
“Sumber benih yang di input oleh dua perusahan benih, yaitu PT Pertani dan Sang Hyang Sri hampir 60 persen berasal dari Bireuen,” sebut Alie Basyah.
Pada kesempatan itu, Kadis Pertanian Bireuen itu meminta bantuan agar memperhatikan kebutuhan air bagi petani di Kabupaten Bireuen, salah satunya dengan membuat sumur bor yang lebih dalam lagi agar ketersediaan air mencukupi
Hadir pada panen padi tersebut, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan Hidup, Ir Mukti Sarjono, M.Sc, Direktur Inovasi Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi, Kadis Pertanian dan Perkebunan Aceh, Drs. Hasanuddin Darjo, MM.
Panen padi kerjasama Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Dinas Pertanian Bireuen, Kodim 0111/Bireuen dan Institut Pertanian Bogor (IPB).(Hen)
Bupati Bireuen, H. Saifannur S.Sos meminta Rektor IPB Bogor untuk memberikan kesempatan agar Bireuen jadi lumbung padi di Aceh dan Sumatera Utara.
Berilah kesempatan kepada pemuda Bireuen agar mereka bisa menjadi penyedia benih untuk kebutuhan petani, bukan hanya dipasok oleh perusahan tertentu saja. “Kalau saya, yang merupakan seorang pengusaha, jika diminta memasok bibit pasti sanggup dan bisa melakukannya. Tapi kalau saya yang lakukan, nanti pasti dibilang masak udah jadi Bupati masih tetap saja Urus usaha itu.
“Saya minta Kadis Pertanian Bireuen supaya lebih memperhatikan hal menyangkut kebutuhan petani, dan
juga melatih para petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), agar lebih berkualitas supaya petani nanti bisa menikmati hasilnya. “Mari bangun pertanian kita lebih maju untuk masa depan yang lebih gemilang dan sejahtera,harapanya.
Sementara itu, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc menyebutkan, hasil pengembangan padi tersebut menghasilkan padi tipe baru, bukan hanya varietas baru, tapi padi tipe baru. Padi jenis ini fotosintetis tinggi, bulirnya bisa mencapai 300 bulir. Umumnya padi varietas lainnya hanya 120-200 bulir.
“Penanaman padi tipe baru ini harus diperhatikan jarak tanam tidak boleh terlalu rendah. Harus menanggunakan syarat-syarat budi daya, syarat tanamnya. Walaupun tak dimaksudkan padi ini tahan wereng dan hama, namun ternyata cukup tahan juga. Produksinya bisa mencapai 10-11 ton per hektar. Dengan produktivitas rata-rata 8 ton per hektar,” katanya.
Disebutkan, pihak IPB telah menyerahkan benih padi tersebut kepada Gubernur Aceh secara simbolis pada acara Dies Natalis IPB, 6 September 2017 lalu. Ternyata, di Bireuen hari ini malah sudah bisa dipanen.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bireuen, Ir Alie Basyah, M.Si berterima kasih kepada Kadis Pertanian dan Perkebunan Aceh yang telah berikan dukungan baik moril maupun materil.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Rektor IPB Bogor, yang telah memilih Bireuen untuk pengembangan varietas padi. Tak salah bila Rektor IPB memilih Bireuen, sebab Bireuen gudangnya benih, banyak penangkar benih di Bireuen.
“Sumber benih yang di input oleh dua perusahan benih, yaitu PT Pertani dan Sang Hyang Sri hampir 60 persen berasal dari Bireuen,” sebut Alie Basyah.
Pada kesempatan itu, Kadis Pertanian Bireuen itu meminta bantuan agar memperhatikan kebutuhan air bagi petani di Kabupaten Bireuen, salah satunya dengan membuat sumur bor yang lebih dalam lagi agar ketersediaan air mencukupi
Hadir pada panen padi tersebut, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan Hidup, Ir Mukti Sarjono, M.Sc, Direktur Inovasi Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi, Kadis Pertanian dan Perkebunan Aceh, Drs. Hasanuddin Darjo, MM.
Panen padi kerjasama Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Dinas Pertanian Bireuen, Kodim 0111/Bireuen dan Institut Pertanian Bogor (IPB).(Hen)
No comments