Purnawirawan TNI-POLRI Dukung Pembubaran Ormas Anti Pancasila
Ketua PEPABRI Agum Gumelar |
Jakarta,BERITA-ONE.COM-Sejumlah purnawirawan TNI dan Polri yang dipimpin Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pepabri) Agum Gumelar diterima oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa sore, 25 Juli 2027.
Agum menjelaskan, pertemuan itu untuk menyampaikan pemikiran para purnawirawan yang sudah tidak memiliki kepentingan personal lagi, namun diharapkan berguna bagi bangsa dan negara, termasuk diantaranya adalah dukungan mereka atas tindakan pemerintah membubarkan organisasi anti Pancasila.
“Kami sangat mendukung tindakan tegas pemerintah dalam membubarkan organisasi yang menjadi predator Pancasila. Yang berlawanan pada Pancasila, itu yang kami sampaikan kepada Bapak Presiden,” kata Agum kepada wartawan usai pertemuan dengan Presiden.
Para purnawirawan, lanjut Agum, sangat meyakini ada organisasi kemasyarakatan yang anti Pancasila itu, sebagaimana telah dibubarkan oleh pemerintah.
Ia menegaskan, bagi para purnawirawan yang tergabung dalam beberapa organisasi itu, Pancasila adalah pedoman hidup yang tergambar dari Sapta Marga. “Jadi kalau sudah jelas ada kekuatan yang berupaya menjadi predator Pancasila akan berhadapan dengan kami,” tegasnya.
Mengenai kemungkinan adanya prajurit yang ikut Ormas anti Pancasila, Ketua Umum Pepabri Agum Gumelar mengatakan, kalau sampai ada tentunya prajurit itu sudah melanggar sumpah prajurit Sapta Marga atau kalau polisi Tribrata. “Tidak akan ada pembiaran terhadap hal seperti ini,” ujarnya.
Diakui Agum, di kalangan purnawirawan pun ada yang terpengaruh paham radikal, ada 1, 2 , 10, 20. Untuk itu, Agum mengimbau kepada purnawirawan yang sudah terpengaruh agar kembali ke jalan yang Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Tribrata.
Tetap Optimistis
Dalam pertemuan dengan para purnawirawan TNI-Polri itu, menurut Ketua Umum Pepabri Agum Gumelar, Presiden Jokowi menyampaikan program pembangunan ekonomi yang sedang berjalan, dan perkembangan situasi politik yang dihadapi bangsa dan negara, terutamanya pemerintah sekarang ini.
“Kami sampaikan pada Presiden, kita juga berkening (keningnya berkerut), prihatin menghadapi situasi bangsa sekarang. Tapi kami berikan jaminan kepada Bapak Presiden keprihatinan kami pada situasi sekarang tidak akan menjurus pada sikap pesimistis. Kami tetap optimistis bahwa bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar,” ungkap Agum.
Para purnawirawan TNI dan POLRI, lanjut Agum, berkeyakinan tidak pernah ada seorang Presiden, seorang pemimpin siapapun dia, Soekarno, Soeharto sampai sekarang Pak Jokowi, tidak ada yang menginginkan rakyatnya sengsara.
“Yang ada adalah seni seorang Presiden dalam mengenali dengan benar masalah yang dihadapi rakyatnya. Hal berikutnya adalah seni dalam mencari solusi yang paling tepat dan bijak untuk mengatasi masalah itu,” ungkap Agum seraya menambahkan, itulah para purnawiran melalui pemikiran pemikiran sebagai kekuatan moral memberikan masukan kepada pemerintah, kepada Presiden, bukan sebagai eksekutor.
Tampak mendampingi Agum dalam kesempatan itu antara lain mantan Menko Polhukam Djoko Suyanto, dan mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri.(SUR).
Agum menjelaskan, pertemuan itu untuk menyampaikan pemikiran para purnawirawan yang sudah tidak memiliki kepentingan personal lagi, namun diharapkan berguna bagi bangsa dan negara, termasuk diantaranya adalah dukungan mereka atas tindakan pemerintah membubarkan organisasi anti Pancasila.
“Kami sangat mendukung tindakan tegas pemerintah dalam membubarkan organisasi yang menjadi predator Pancasila. Yang berlawanan pada Pancasila, itu yang kami sampaikan kepada Bapak Presiden,” kata Agum kepada wartawan usai pertemuan dengan Presiden.
Para purnawirawan, lanjut Agum, sangat meyakini ada organisasi kemasyarakatan yang anti Pancasila itu, sebagaimana telah dibubarkan oleh pemerintah.
Ia menegaskan, bagi para purnawirawan yang tergabung dalam beberapa organisasi itu, Pancasila adalah pedoman hidup yang tergambar dari Sapta Marga. “Jadi kalau sudah jelas ada kekuatan yang berupaya menjadi predator Pancasila akan berhadapan dengan kami,” tegasnya.
Mengenai kemungkinan adanya prajurit yang ikut Ormas anti Pancasila, Ketua Umum Pepabri Agum Gumelar mengatakan, kalau sampai ada tentunya prajurit itu sudah melanggar sumpah prajurit Sapta Marga atau kalau polisi Tribrata. “Tidak akan ada pembiaran terhadap hal seperti ini,” ujarnya.
Diakui Agum, di kalangan purnawirawan pun ada yang terpengaruh paham radikal, ada 1, 2 , 10, 20. Untuk itu, Agum mengimbau kepada purnawirawan yang sudah terpengaruh agar kembali ke jalan yang Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Tribrata.
Tetap Optimistis
Dalam pertemuan dengan para purnawirawan TNI-Polri itu, menurut Ketua Umum Pepabri Agum Gumelar, Presiden Jokowi menyampaikan program pembangunan ekonomi yang sedang berjalan, dan perkembangan situasi politik yang dihadapi bangsa dan negara, terutamanya pemerintah sekarang ini.
“Kami sampaikan pada Presiden, kita juga berkening (keningnya berkerut), prihatin menghadapi situasi bangsa sekarang. Tapi kami berikan jaminan kepada Bapak Presiden keprihatinan kami pada situasi sekarang tidak akan menjurus pada sikap pesimistis. Kami tetap optimistis bahwa bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar,” ungkap Agum.
Para purnawirawan TNI dan POLRI, lanjut Agum, berkeyakinan tidak pernah ada seorang Presiden, seorang pemimpin siapapun dia, Soekarno, Soeharto sampai sekarang Pak Jokowi, tidak ada yang menginginkan rakyatnya sengsara.
“Yang ada adalah seni seorang Presiden dalam mengenali dengan benar masalah yang dihadapi rakyatnya. Hal berikutnya adalah seni dalam mencari solusi yang paling tepat dan bijak untuk mengatasi masalah itu,” ungkap Agum seraya menambahkan, itulah para purnawiran melalui pemikiran pemikiran sebagai kekuatan moral memberikan masukan kepada pemerintah, kepada Presiden, bukan sebagai eksekutor.
Tampak mendampingi Agum dalam kesempatan itu antara lain mantan Menko Polhukam Djoko Suyanto, dan mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri.(SUR).
No comments