Perempuan Bawa 9.675 Butir Ekstasi Ditangkap.

Jakarta,BERITA-ONE.COM-Lolosnya ribuan butir pil ekstasi dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II ke Bali disikapi serius semua instansi terkait.
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Selatan, Brigjen Pol Anthoni Hutabarat, mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BNNP Bali.

“Memang benar ada penangkapan penumpang bernama Steffanni Anindiya Hadi, usia 26 tahun yang terbang dari Palembang,” ujar Anthoni, pada Jumat lalu

Telah dipastikan pula, perempuan ber-KTP Banyuwangi itu terbang ke Bali naik Garuda Indonesia nomor flight GA 266.

“Sekarang sedang menjalani proses penyelidikan lebih lanjut di BNNP Bali,” katanya.

Selain mengamankan Steffanni, lanjut Anthoni, BNNP Bali juga meringkus SW (27), warga Banyuwangi. Pria itu merupakan orang yang akan mengambil bungkusan berisi 9.675 butir ekstasi dari Steffanni.

“Jadi, tersangkanya ada dua,” sambungnya.

Kini, pihaknya tengah menyelidiki UN yang menyuruh Steffanni ke Palembang dan BR, orang yang menyerahkan ekstasi di Bandara SMB II.

“Kami berharap, pengawasan di bandara lebih ditingkatkan lagi,” ujar Anthoni.

Kasus itu kemarin, diekspose langsung Kepala BNNP Bali, Brigjen Pol I Putu Gede Suastawa, di kantornya.

Dia menegaskan, ekstasi yang dibawa tersangka bukan 5.000 butir, tapi 9.675 butir ekstasi warna hijau muda merek Bunga Tulip. Nilainya jika diuangkan mencapai Rp. 4,8 miliar.

Wanita bertato ini membawa narkoba sebanyak itu dalam empat bungkus plastik transparan yang beratnya 2.544, 45. Bungkusan itu disimpan dalam tas plastik hand carry warna orange milik tersangka.

“Kami membidik tersangka selama tiga bulan dan telah mengetahui bahwa tersangka akan menuju Bali pada Kamis (08-06-2017) itu,” katanya.

Setibanya tersangka di Bandara Ngurah Rai, petugas melakukan pengintaian dengan bersama-sama mengantri mengambil koper bersama tersangka.

“Ketika tersangka mengambil hand carry dan kopernya, saat itulah petugas BNN Provinsi Bali menangkapnya. Saat interogasi awal, tersangka mengaku isi hand carry itu isinya obat sakit kepala. Setelah didesak, dia mengaku membawa ekstasi,” beber Suastawa.

Disaksikan anggota BNNP Bali, tersangka menunjukkan barang bukti dalam kopernya itu. Saat itu, petugas juga menghadirkan pihak Aviation Security (Avsec) Bandara I Gusti Ngurah Rai dan seorang Polwan dari Unit Reskrim Polsek Kawasan Udara Ngurah Rai sebagai saksi.

Dalam pemeriksaan lebih lanjut, Steffanni mengaku, 7 Juni lalu, dia ditelepon seseorang berinisial UN dari Palembang, untuk menemui BR yang menginap di sebuah hotel di kawasan Demang Lebar Daun Palembang.

Tersangka sempat menginap satu malam di hotel itu. Keesokan harinya, tersangka diantar oleh BR menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang.

“Di ruang tunggu bandara, BR menyerahkan empat bungkus plastik ekstasi yang disimpan di dalam tas plastik hand carry warna orange. Tersangka kemudian menuju Bali dengan menggunakan pesawat Garuda GA 266 tujuan Denpasar dan tiba di Bali pukul 12.05 wita,” beber Suastawa.

Tersangka belum sempat mendapatkan upah karena tertangkap duluan oleh petugas.

Di Bali, informasinya akan ada seseorang yang mengambil ekstasi tersebut. Orang itu suruhan BR.

“Antara Steffanni dan orang itu belum pernah ketemu langsung. Diputuskanlah Hotel Fame di Jl Sunset Road, Kuta sebagai tempat bertemu,” imbuhnya.

Sekira pukul 17.20 wita, petugas berhasil menciduk seorang pria dengan inisial SW (27) yang ber-KTP Banyuwangi. Pria itu, tinggal di Kerobokan, Badung.

Petugas lalu menggeledah kediaman tersangka SW di Kerobokan, namun tak ditemukan barang bukti. Hanya ditemukan segepok kantong plastik klip warna putih.

Malam itu juga, kedua tersangka digelandang ke kantor BNNP Bali.

“Dia ini murni kurir, setelah kami tes urine, hasilnya dia negatif. Dia diberi upah Rp. 40 juta,” katanya.

Tersangka sudah kedua kalinya membawa narkoba ke Bali. Yang pertama berhasil. Pertemuan SAH dengan SU berlangsung di penginapan ZIA di Uma Alas Kerobokan Badung.

Karena berhasil saat itu, Steffanni mendapat imbalan Rp. 40 juta, ditransfer secara bertahap.

Sementara itu, Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto berharap, pasca kejadian ini, petugas di bandara bisa lebih teliti dan jeli.

“Pengamanan SMB II sangat penting. Lebih-lebih Sumsel, khususnya Palembang akan menjadi tuan rumah Asian Games XVIII Tahun 2018. Bandara objek vital dalam Asian Games nanti. Jadi, pengamanan harus ketat,” ujar Kapolda.(TBN/SUR).

No comments

Powered by Blogger.