Suplay Listrik Ke Aceh Kembali Normal

BANDA ACEH –BERITA-ONE.COM- Setelah beberapa hari mengalami pemadaman bergilir PT PLN (Persero) Wilayah Aceh menyatakan pasokan listrik ke seluruh wilayah Aceh kembali normal pada 23.50 WIB Kamis, (6/4/2017),

“Aliran listrik dari Sumatera Utara ke Aceh sebesar 240 MW mulai normal kembali. Normalisasi dilakukan bertahap setelah sempat  padam total atau black out” kata Jefri Rosiadi, General Manager PLN Wilayah Aceh , Jumat (7/4). “Insya Allah, sekarang kita bisa mendapat pasokan 200 MW."

Gangguan terjadi di transmisi 150 KV antara Pangkalan Brandan dan Binjai. Pasokan listrik kembali normal setelah pembangunan infrastruktur kelistrikan untuk meningkatkan keandalan pasokan listrik ke Aceh ditunda sementara waktu.

"PLN memang sedang berupaya untuk meningkatkan keandalam pasokan listrik ke Aceh, sehingga pada bulan suci Ramadan, masyarakat bisa beribadah dengan tenang, tanpa gangguan pemadaman," lanjut Jefri.

Pengerjaan penggantian kabel transmisi dari 240 milimeter menjadi 310 milimeter, di tranmisi 150 KV antara Pangkalan Brandan dan Binjai, terpaksa dihentikan. Pergantian ini dilakukan agar kabel dapat dialiri arus yang lebih besar dari yang mengalirkan listrik ke Aceh saat ini, yakni 240 menjadi 300 MW.

Selama pengerjaan pergantian kabel, kata Jefri, satu dari dua jalur yang selama ini mengalirkan listrik ke Aceh harus ditutup bergantian. Menurut dia, jika satu jalur kabel transmisi ACSR 240 mm2 dibebani arus lebih besar, maka akibatnya  makin panas, sehingga kabel turun, menyentuh pohon dan menyebabkan gangguan. Untuk itulah, perlu diganti kabel dengan kapasitas yang lebih besar.

Namun karena adanya gangguan, selama proses tersebut, hingga mengakibatkan suplai arus listrik seluruh Aceh menjadi terganggu, maka upgrating konduktor itu terpaksa ditunda sementara waktu. Upgrating konduktor tersebut tinggal sedikit lagi, hanya tersisa di sesi Pangkalan Brandan–Binjai. Sementara untuk sesi Lhokseumawe sampai Pangkalan Brandan selesai dikerjakan bahkan sampai Gardu Induk (GI) Lhokseumawe.

"Gangguan transmisi kemarin membuat PLTU Nagan Raya dan Arun itu lepas, mesin mati semua sehingga terjadi blackout (padam total)," jelas Jefri.

Padahal saat sebelum blackout, semua mesin dalam keadaan normal, baik Arun maupun PLTU 1 dan 2 Nagan. Akibat dari gangguan itu, maka pembangkit yang ada di Aceh tidak sanggup menanggung beban akibat interkoneksi Sumut–Aceh lepas. Untuk menormalkan pasokan listrik seperti sedia kala, dibutuhkan proses yang memakan waktu.

“Untuk kembali normal, seperti PLTU Nagan Raya butuh waktu penormalannya, tidak sepertin Arun yang bisa langsung hidup," ujar Jefri.

Saat ini, Aceh juga mendapat pasokan energi tambahan menjadi 140 MW dari sebelumnya hanya 100 MW. Jefri yakin listrik di Aceh tidak akan terganggu kecuali akibat faktor alam. Untuk terus meningkatkan keandalan sistem kelistrikan Aceh, PLN menyiapkan beberapa proyek pembangkit listrik. Di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) berkapasitas 50 MW yang terletak Krueng Raya .

Rencananya kilang ini bakal beroperasi secara komersil pada 2018. Saat ini, PLN dalam proses pembebasan lahan. Selain itu, PLN juga menambah 250 MW di Arun yang juga akan mulai COD pada 2018 yang akan datang  (SU)

No comments

Powered by Blogger.