Mengaku Sebagai Pejabat Sejumlah WN China Dan Taiwan Melakukan Penipuan
Komplotan penipuan melalui internet |
Jakarta,BERITA-ONE.COM-Setelah dilakukan penyelidikan, akhirnya para penipu ini oleh aparat Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya (PMJ) , melakukan penggerebekan di sebuah rumah yang dijadikan tempat melakukan kejahatan cyber fraud (penipuan melalui internet) di Kompleks Manyar Permai Blok T8 No 15, Jakarta Utara pada Rabu (8/3/2017) malam. Sejumlah warga negara China dan Taiwan diamankan di lokasi tersebut.
Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Aries Supriyono membenarkan adanya penggerebekan dan penangkapan tersebut. "Iya betul, nanti dirilis di TKP oleh Pak Kapolda," kata AKBP Aries saat dihubungi, Kamis (9/3/2017).
Polisi menyita sejumlah barang bukti di antaranya paspor, handphone, perangkat komputer, dan barang bukti lainnya.
Informasi yang diperoleh, selain di lokasi tersebut, polisi juga menggerebek 6 lokasi lainnya yang diduga melakukan kegiatan serupa.
Para pelaku diduga melakukan cyber fraud terhadap warga negara China yang ada di negaranya. Para pelaku mengaku sebagai pejabat, lalu memeras para korban.
Humas PMJ megnatakan, aktivitas tersebut dilakukan Indonesia, dengan harapan jejaknya tidak terlacak. Mereka menggunakan telekomunikasi dengan korban melalui PSTN. (SUR).
Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Aries Supriyono membenarkan adanya penggerebekan dan penangkapan tersebut. "Iya betul, nanti dirilis di TKP oleh Pak Kapolda," kata AKBP Aries saat dihubungi, Kamis (9/3/2017).
Polisi menyita sejumlah barang bukti di antaranya paspor, handphone, perangkat komputer, dan barang bukti lainnya.
Informasi yang diperoleh, selain di lokasi tersebut, polisi juga menggerebek 6 lokasi lainnya yang diduga melakukan kegiatan serupa.
Para pelaku diduga melakukan cyber fraud terhadap warga negara China yang ada di negaranya. Para pelaku mengaku sebagai pejabat, lalu memeras para korban.
Humas PMJ megnatakan, aktivitas tersebut dilakukan Indonesia, dengan harapan jejaknya tidak terlacak. Mereka menggunakan telekomunikasi dengan korban melalui PSTN. (SUR).
No comments