Jampidum Apresiasi Terbitnya Novel The Djaksa: Labirin Prosekutor
Nurokhman Takwad Penrbit novel THE DJAKSA |
JAKARTA,BERITA-ONE,COM-Jurnalis surat kabar Suara Merdeka terbitan Semarang ,Jawa Tengah, bernama Nurokhman Takwad berhasil menerbitkan novelnya yang berjudul " THE DJAKSA" Labirin Prosekutor. Novel Karya wartawan muda ini loncingnya di Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung (Puspenkum Kejagung) 23 Februari 2017.
Maka tidaklah mengherakkan kalau undangan yang hadir pada acara itu selain sejumlah wartawan, juga dihadiri oleh pentolan pentolan dari instansi pemerintah tersebut. Misalnya , Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan (Jambin), Bambang Waluya SH dan lainya.
Sementara itu, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum (Jampidum) Dr. Noor Rachmat SH,MH dalam sambutan tertulisnya
mengatakan, sangat mengapreasi karya tulis ini. Menurutnya Novel The Djaksa: Labirin Prosekutor merupakan karya sastra yang menarik dan merupakan "nutrisi" bekwalitas yang mampu menunjukkan nilai-nilai kehidupan sosial melalui narasi kehidupan persaha batan 6 insan Adhyaksa yang disajikan secara sederhana. Sesekali menggalitik namun sepenuhnya syarat makna. Tentang karakter 6 orang Jaksa dalam novel ini memang belum sepenuhnya mewakili seluruh Jaksa di seluruh Indonesia.
Namun , Novel The Djaksa: Labirin Prosekutor menyajikan kisah yang menggambarkan fakta bahwa dibalik kewenangan besar seorang Jaksa menangani perkara yang kita kenal dengan istilah "dominasi litis" terdapat tanggung jawab dan tantangan besar mengikutinya.
Hal ini semakin mengukuhkan pendapat bahwa insan Adhyaksa yang amanah tidaklah hanya intelek, tetapi juga berintegritas sehingga mampu menegakkan hukum dan melindungi masyarakat khususnya yang mencari keadilan.
Di sisi lain alur cerita yang disajikan merupakan "cambuk" bagi Kejaksaan Republik Indonesia khususnya bagi Persatuan Jaksa Indonesia (PJI) yang merupakan satu-satunya wadah perkumpulan Jaksa Indonesia untuk lebih peka mendengarkan suara insan Adhyaksa di seluruh penjuru, sehingga ada penghargaan yang layak untuk setiap pengapdian yang dilakukan dan pangorbanan yang Tulus.
Dr. Noor Rockman SH,MH yan juga ketua PJI itu lebih lanjut mengatakan, penyajian cerita dalam bentuk novel ini semakin memberi nilai lebih, dimana sebagai karya sastra, novel ini dirasakan mampu melintas ruang dan waktu, dapat penanda dari sebuah zaman, perekat semangat zaman atau pengendali jejak sejarah yang belum terungkap sebelumnya.
Novel dengan gaya bahasa seperti ini, kata Jampidum, selain enak dicerna tentu mampu menggaet penikamat karya sastra dari berbagai lapisan masyarakat. Dan yang terpenting pesan yang mendidik dan membangun dapat tersampaikan secara tepat kepada seluruh pembaca sehingga masyarakat dapat memahami reality kehidupan insan Adhyaksa, tantangan dan pengapdiannya.
Dalam mengakhiri sambutannya Jampidum mengatakan, Novel The Djaksa: Labirin Prosekutor adalah bukti perhatian yang tulus sang penulis terhadap kinerja Kejaksaan dan masa depan penegakan hukum di Indonesia. Seperti ungkapan Horatous, seorang pemikiran Romawi menyebutkan "dulce et utule", karya sastra mengibur dan bermanfaat. " Kiranya, Novel The Djaksa: Labirin Prosekutor juga dapat menghibur sekaligus memberi manfaat bagi para pembacanya" demikian Ketua Umum PJI. (SUR).
Teks foto: saat peluncuran novel The Djaksa.
Maka tidaklah mengherakkan kalau undangan yang hadir pada acara itu selain sejumlah wartawan, juga dihadiri oleh pentolan pentolan dari instansi pemerintah tersebut. Misalnya , Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan (Jambin), Bambang Waluya SH dan lainya.
Sementara itu, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum (Jampidum) Dr. Noor Rachmat SH,MH dalam sambutan tertulisnya
mengatakan, sangat mengapreasi karya tulis ini. Menurutnya Novel The Djaksa: Labirin Prosekutor merupakan karya sastra yang menarik dan merupakan "nutrisi" bekwalitas yang mampu menunjukkan nilai-nilai kehidupan sosial melalui narasi kehidupan persaha batan 6 insan Adhyaksa yang disajikan secara sederhana. Sesekali menggalitik namun sepenuhnya syarat makna. Tentang karakter 6 orang Jaksa dalam novel ini memang belum sepenuhnya mewakili seluruh Jaksa di seluruh Indonesia.
Namun , Novel The Djaksa: Labirin Prosekutor menyajikan kisah yang menggambarkan fakta bahwa dibalik kewenangan besar seorang Jaksa menangani perkara yang kita kenal dengan istilah "dominasi litis" terdapat tanggung jawab dan tantangan besar mengikutinya.
Hal ini semakin mengukuhkan pendapat bahwa insan Adhyaksa yang amanah tidaklah hanya intelek, tetapi juga berintegritas sehingga mampu menegakkan hukum dan melindungi masyarakat khususnya yang mencari keadilan.
Di sisi lain alur cerita yang disajikan merupakan "cambuk" bagi Kejaksaan Republik Indonesia khususnya bagi Persatuan Jaksa Indonesia (PJI) yang merupakan satu-satunya wadah perkumpulan Jaksa Indonesia untuk lebih peka mendengarkan suara insan Adhyaksa di seluruh penjuru, sehingga ada penghargaan yang layak untuk setiap pengapdian yang dilakukan dan pangorbanan yang Tulus.
Dr. Noor Rockman SH,MH yan juga ketua PJI itu lebih lanjut mengatakan, penyajian cerita dalam bentuk novel ini semakin memberi nilai lebih, dimana sebagai karya sastra, novel ini dirasakan mampu melintas ruang dan waktu, dapat penanda dari sebuah zaman, perekat semangat zaman atau pengendali jejak sejarah yang belum terungkap sebelumnya.
Novel dengan gaya bahasa seperti ini, kata Jampidum, selain enak dicerna tentu mampu menggaet penikamat karya sastra dari berbagai lapisan masyarakat. Dan yang terpenting pesan yang mendidik dan membangun dapat tersampaikan secara tepat kepada seluruh pembaca sehingga masyarakat dapat memahami reality kehidupan insan Adhyaksa, tantangan dan pengapdiannya.
Dalam mengakhiri sambutannya Jampidum mengatakan, Novel The Djaksa: Labirin Prosekutor adalah bukti perhatian yang tulus sang penulis terhadap kinerja Kejaksaan dan masa depan penegakan hukum di Indonesia. Seperti ungkapan Horatous, seorang pemikiran Romawi menyebutkan "dulce et utule", karya sastra mengibur dan bermanfaat. " Kiranya, Novel The Djaksa: Labirin Prosekutor juga dapat menghibur sekaligus memberi manfaat bagi para pembacanya" demikian Ketua Umum PJI. (SUR).
Teks foto: saat peluncuran novel The Djaksa.
No comments