Menkeu : Pemerintah Berharap Investasi Swasta,MPA Dan PMDN.
Menkeu menjawab pertanyaan pers.
|
Jakarta,
BERITA-ONE.COM-Meskipun angka pertumbuhan ekonomi pada 2015 di angka 4,8%,
tahun 2016 sekitar 5,0%, dan tahun 2017 depan diproyeksikan pada angka 5,1%, Presiden
Joko Widodo (Jokowi) berharap agar dalam APBN Tahun Anggaran 2018 angka
pertumbuhan ekonomi bisa mencapai di atas 6%. Meskipun, tentu saja untuk
mencapai itu tidak mudah.
“Presiden mengharapkan kita bisa meningkatkan
momentum pertumbuhan. Sehingga kita bisa mengakselerasi pengurangan kemiskinan,
pengurangan kesenjangan, dan dari sisi penciptaan kesempatan kerja karena ini
suatu isu yang sangat urgent,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani
Indrawati kepaa wartawan usai sidang kabinet paripurna, di Istana Negara,
Jakarta, Rabu (2/11) petang.
Guna mencapaipertumbuhan ekonomi harus diatas 6%
itu, menurut Menkeu, dalam sidang kabinet paripurna telah dipresentasikan bahwa
karena kondisi perekonomian global masih lemah. Jadi sumber pertumbuhan ekonomi
yang berasal dari ekspor diperkirakan hanya akan menyumbang tidak lebih dari
1%, hanya diatas 0% yang sangat kecil.
Oleh karena itu, tegas Menkeu, fokus pertumbuhan
ekonomi adalah berasal dari sumber dalam negeri. “Dalam hal ini peranan dari
investasi dan konsumsi menjadi sangat penting. Baik konsumsi rumah tangga,
maupun pemerintah,” ujarnya.
Menkeu menjelaskan, untuk mencapai pertumbuhan 6%
pemerintah akan menjaga agar defisit APBN tidak terlalu besar. Oleh karena itu,
sumber yang paling besar dalam hal ini adalah untuk investasi yang berasal dari
swasta, dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) ) yang bisa mencapai lebih dari Rp 800 triliun.
Diharapkan perbankan dan pasar modal yang bisa
men-generate atau menghasilkan sumber dana investasi bisa lebih mencapai Rp
1.300 trilun.Sementara dari sisi BUMN (Badan Usaha Milik Negara), menurut
Menkeu, yang harus melakukan belanja modal diharapkan mendekati Rp 700 trilun.
Sehingga tidak semua tekanan untuk mencapai pertumbuhan 6% itu berasal dari
pemerintah.
Menurut Sri Mulyani, Presiden juga menekankan
agar seluruh regulasi dan berbagai perbaikan untuk meningkatkan investasi
diperhatikan. Meskipun rating Easy of Doing Business (EoDB) sudah membaik,
tetapi masih banyak langkah-langkah yang terus perlu diperbaiki. Kemudian agar
konsumsi meningkat diatas 5%, maka inflasi harus dijaga di bawah 4% untuk
sampai tahun 2018.
Sementar untuk komposisi sektornya, Menkeu Sri
Mulyani menjelaskan, sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang diharapkan
bisa tumbuh.
“Pertanian, perikanan, dan perhutanan itu
diharapkan bisa tumbuh di atas 5%, 5,4%. Dan sektor-sektor jasa yang selama ini
memang meningkat harus dijaga, yaitu perhubungan dan pergudangan yang bisa
tumbuh diatas 8%. Sektor telekomunikasi dan komunikasi itu diharapkan bisa
tumbuh di atas 10% dan sektor jasa perbankan diharapkan bis atetap terjaga
pertumbuhannya mendekati 9%,” ungkap Sri Mulyani.
Sementara untuk sektor pertambangan, menurut Sri
Mulyani, mungkin masih menghadapi konsolidasi.(SUR).
Teks foto. Menkeu menjawab pertanyaan pers.
No comments