Disepakati, Demo 212 Dilapangan Monas.
Kapolri dan para tokoh lslam |
Jakarta,BERITA-ONE.COM-Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersama Ketua MUI, Maruf Amin, dan pendiri FPI Rizieq Shihab, dai Abdullah Gymnastiar, dan tokoh lain dalam jumpa pers di MUI.
Suatu kabar yang sejuk setelah Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengumumkan kesepakatan penyelenggaraan demonstrasi 2 Desember di Lapangan Monas, dan upaya Polri mencegah kemungkinan penyusupan kelompok teroris.
Pada ujumpa pers di Majelis Ulama Indonesia, (MUI), Kapolri berbicara bersama Ketua MUI, Maruf Amin, dan pendiri Front Pembela Islam (FPI), Moh. Rizieq Shihab.
Baru yang pertama Ini Rizieq Shihab, pemimpin FPI, kelompok yang dituding radikal, duduk dalam satu forum dan berbicara bersama Kapolri.
Rizieq Shihab menandaskan bahwa kendati berkompromi dengan kepolisian terkait lokasi aksi, yang akan berbentuk salat Jumat dan berdoa, mereka tetap menuntut agar aparat menahan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Polisi tangkap penyebar ajakan 'rush money'
•Unjuk rasa solidaritas Rohingya di Bandung dan Jakarta
Polisi tangkap dua orang terduga perencana bom gedung DPR dan kedutaan besar Myanmar
"Kami sepakat bahwa aksi dzikir dan doa akan berlangsung dari pukul 08.00 hingga salat Jumat, diisi tausyiah para ulama dan umara (tokoh politik)," kata Rizieq Shihab, yang mendapat giliran bicara paling banyak dalam jumpa pers ini.
Jenderal Tito Karnavian menyebut, demonstrasi merupakan hak yang dijamin konstitusi, namun berdasarkan UU tahun 1998, pelaksanaannya tidak mengganggu hak asasi orang lain, dan tak boleh mengganggu ketertiban umum, atau pun hukum",
kata Tito Karnavian.
Selalanjut Tito Karnavian menyebut, shalat Jumat yang sengaja menutup jalan protokol bisa dijadikan alasan oleh siapapun untuk melakukan hal yang sama di lain waktu.
"Kalau ini terjadi, akan bisa jadi preseden. Pekan-pekan berikutnya bisa dijadikan alasan oleh siapa pun, untuk menutup jalan-jalan protokoler setiap minggunya dengan alasan salat Jumat."
Jika jalan protokol ditutup , akan membuat polisi berhak membubarkan. Ini akan berakibat situasi tidak kondusif. Bisa terjadi konflik, Bisa ada pengunjuk rasa yang luka, polisi yang luka seperti saat 411 ada 18 polisi yang luka. Hal ini yang kami bicarakan dengan MUI dan para tokoh agama," kata Tito.
Oleh karenanya, disepakati bahwa aksi demonstrasi berupa dzikir dan doa hingga salat Jumat menuntut penahanan Ahok itu diselenggarkan di Lapangan Monas.(SUR).
Teks Foto: Kapolri dan para tokoh lslam.
Suatu kabar yang sejuk setelah Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengumumkan kesepakatan penyelenggaraan demonstrasi 2 Desember di Lapangan Monas, dan upaya Polri mencegah kemungkinan penyusupan kelompok teroris.
Pada ujumpa pers di Majelis Ulama Indonesia, (MUI), Kapolri berbicara bersama Ketua MUI, Maruf Amin, dan pendiri Front Pembela Islam (FPI), Moh. Rizieq Shihab.
Baru yang pertama Ini Rizieq Shihab, pemimpin FPI, kelompok yang dituding radikal, duduk dalam satu forum dan berbicara bersama Kapolri.
Rizieq Shihab menandaskan bahwa kendati berkompromi dengan kepolisian terkait lokasi aksi, yang akan berbentuk salat Jumat dan berdoa, mereka tetap menuntut agar aparat menahan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Polisi tangkap penyebar ajakan 'rush money'
•Unjuk rasa solidaritas Rohingya di Bandung dan Jakarta
Polisi tangkap dua orang terduga perencana bom gedung DPR dan kedutaan besar Myanmar
"Kami sepakat bahwa aksi dzikir dan doa akan berlangsung dari pukul 08.00 hingga salat Jumat, diisi tausyiah para ulama dan umara (tokoh politik)," kata Rizieq Shihab, yang mendapat giliran bicara paling banyak dalam jumpa pers ini.
Jenderal Tito Karnavian menyebut, demonstrasi merupakan hak yang dijamin konstitusi, namun berdasarkan UU tahun 1998, pelaksanaannya tidak mengganggu hak asasi orang lain, dan tak boleh mengganggu ketertiban umum, atau pun hukum",
kata Tito Karnavian.
Selalanjut Tito Karnavian menyebut, shalat Jumat yang sengaja menutup jalan protokol bisa dijadikan alasan oleh siapapun untuk melakukan hal yang sama di lain waktu.
"Kalau ini terjadi, akan bisa jadi preseden. Pekan-pekan berikutnya bisa dijadikan alasan oleh siapa pun, untuk menutup jalan-jalan protokoler setiap minggunya dengan alasan salat Jumat."
Jika jalan protokol ditutup , akan membuat polisi berhak membubarkan. Ini akan berakibat situasi tidak kondusif. Bisa terjadi konflik, Bisa ada pengunjuk rasa yang luka, polisi yang luka seperti saat 411 ada 18 polisi yang luka. Hal ini yang kami bicarakan dengan MUI dan para tokoh agama," kata Tito.
Oleh karenanya, disepakati bahwa aksi demonstrasi berupa dzikir dan doa hingga salat Jumat menuntut penahanan Ahok itu diselenggarkan di Lapangan Monas.(SUR).
Teks Foto: Kapolri dan para tokoh lslam.
No comments