Pertemuan Presiden Jokowi Dengan Pengeran Muhammad Bin Salman, Saudi Akan Mega Investasi Di Indonesia
Presiden Jokowi Bersama Pengeran
Mohammed bin Salman |
Keinginan tersebut disampaikan oleh Wakil Putra
Mahkota, Wakil Kedua Perdana Menteri, dan Menteri Pertahanan Pangeran Mohammed
bin Salman bin Abdul Aziz Al-Saud saat bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi),
di Hotel Dahua Boutique Hangzhou, RRT, Minggu (4/9) siang.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi seusai
bersama Sekretaris Kabinet Pramono Anung mendampingi Presiden Jokowi dalam
pertemuan itu mengatakan ada dua topik yang dibicarakan antara Presiden Jokowi
dengan Pangeran Mohammed Bin Salman Bin Abdul Aziz Al-Saud itu, yaitu kerja
sama dalam bidang ekonomi dan masalah haji.
Mengenai masalah kerja sama ekonomi, Menlu
menjelaskan ada beberapa hal yang disampaikan oleh Pangeran Mohammed bin
Salman. Pertama adalah bahwa Saudi Arabia ingin sekali melakukan investasi
secara besar-besaran di Indonesia. Istilah yang disampaikan Pangeran Mohammed
adalah mega investment.
Menurut Menlu, mega investment ini ada beberapa
bidang yang diharapkan dapat dikerjasamakan oleh Saudi dengan Indonesia.
“Yang pertama adalah di bidang pengilangan minyak
(refinery); yang kedua adalah di bidang pembangunan rumah murah (low cost
housing), jadi pembangunan perumahan untuk orang-orang yang berpenghasilan
rendah; dan yang ketiga adalah investasi di bidang yang terkait dengan pariwisata
(tourism),” jelas Retno.
“Jadi setelah ini akan ada beberapa pertemuan
lanjutan yang akan dilakukan oleh kedua negara karena sebentar lagi menurut
rencana pada bulan Oktober, Raja Saudi Arabia akan berkunjung ke Indonesia,”
jelas Retno seraya menambahkan, perlu suatu persiapan agar kunjungan ini
menjadi suatu kunjungan yang sangat bersejarah yang membawa hasil yang konkrit
bagi hubungan dua negara.
Masalah Haji
Mengenai masalah haji, Menlu Retno Marsudi mengatakan, Indonesia paham, bahwa untuk haji banyak sekali keterbatasan dalam hal jumlah kuota dan sebagainya. Indonesia hanya ingin menanyakan apakah memungkinkan memakai kuota-kuota yang tidak dipakai negara lain itu dapat digunakan oleh Indonesia.
“Karena kita tahu untuk sebelum melangkah ke
pembicaraan dengan negara lain yang memiliki kelebihan kuota, kita harus
berbicara terlebih dahulu kepada Saudi Arabia,” ujar Menlu Retno Marsudi.
Selain itu, Pemerintah RI juga menanyakan apakah
mungkin ada kuota tambahan kepada WNI atau haji yang berasal dari Indonesia
Terkait hal ini, menurut Menlu, Presiden menyampaikan bahwa untuk beberapa
provinsi di Indonesia pada saat seseorang akan menunaikan ibadah haji yang
bersangkutan harus menunggu waktu lebih dari 20 tahun
Menanggapi pertanyaan Indonesia itu, menurut
Menlu, Pangeran Mohammed bin Salman tadi mengatakan bahwa untuk detilnya dia
sudah menugaskan Menteri Luar Negeri Saudi Arabia untuk berbicara dengan
Menteri Luar Negeri Indonesia.
“Siang ini karena ada Pertemuan Menteri Luar
Negeri G20, maka saya juga akan membahas isu mengenai masalah haji secara lebih
detil dengan Menteri Luar Negeri Saudi Arabia, kata Retno.
Menurut Menlu, Pangeran Salman juga mengusulkan
untuk mempermudah koordinasi peningkatan kerja sama, termasuk kerja sama-kerja
sama ekonomi, maka Menlu Saudi Arabia berhubungan dengan Menlu Indonesia,
sehingga akan memudahkan sekali koordinasi dalam rangka meningkatkan hubungan
bilateral termasuk di bidang ekonomi.
Seperti disiarkan Humas Seskap, Presiden sudah
langsung menyetujui usulan tersebut,” kata Retno seraya menambahkan, bahwa
komunikasi dirinya dengan Menlu Saudi Arabia ataupun dengan Utusan Khusus
menyangkut masalah ekonomi Ahmad Al Khatib akan diintensifkan.(SUR).
No comments