Drama Perampokan Dan Penyanderaan Di Pondok Indah Jakarta Selatan.
Jakarta,BERITA-ONE.COM-.Drama
perampokan dan penyanderaan oleh para pelaku yang bersenjata api beraksi di
rumah mewah Jl Bukit Hijau IX No 17 Pondok Indah, Jakarta Selatan. Para pelaku
menyendera penghuni rumah.
Kabid Humaa Polda Metro Jaya, Kombes Pol Awi
Setiyono mengatakan aksi perampokan disertai penyanderaan berhasil digagalkan
Polisi berkat kecepatan petugas datang ke lokasi kejadian.
"Awalnya pencurian dengan kekerasan, tetapi
ada juga pemerasan, meminta dompet, ponsel," kata Kabid Humas di lokasi
kejadian, Sabtu petang.
Kabid Humas mengatakan, para pelaku akhirnya
mengendorkan aksinya setelah mengetahui polisi datang.
"Dari keterangan korban, kelihatannya para
tersangka ini down setelah mendengar polisi datang. Polisi datang, melakukan
komunikasi, negosiasi. Mereka pun mulai kendor," katanya.
Saat penggerebekan, lanjut Kabid Humas, korban
dan pelaku posisinya berdekatan di lantai tiga. Korban ditemukan dalam kondisi
luka ringan dan terguncang secara psikis.
Polisi sudah berhasil membebaskan total tiga
orang sandera yaitu istri dan anak pemilik rumah serta asisten rumah tangga,
sedangkan pemilik rumah, Asep Sulaiman, dibebaskan setelahnya.
Sementara dua orang pelaku, telah diringkus oleh
petugas kepolisian dan digiring ke Mapolda Metro Jaya menggunakan dua unit
mobil berbeda.
Korban diketahui bernama Asep Suleman. Dia
pensiunan Exxonmobil dengan jabatan terakhir sebagai Senior Vice President
Exxonmobil di Indonesia.
Sedangkan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol
Moechgiyarto mengatakan tidak ada tembakan atau kekerasan dalam aksi kriminal
di Pondok Indah, Jakarta Selatan. Bahkan sempat terjadi negosiasi antara pelaku
dan korban. Pelaku dan korban saling kenal?
"Menurut pengakuan, mereka tidak saling
kenal," kata Kapolda.Dua perampok dan penyandera keluarga Asep Sulaeman di
Pondok Indah, Jakarta Selatan, ternyata menangis di hadapan para korban. Mereka
menangis lantaran takut melihat ratusan polisi yang mengepung rumah tersebut.
Menurut Kapopolda, kedua tersangka yakni, AJ dan S itu sempat menangis sesenggukan di hadapan para sanderanya. Keduanya menangis karena merasa ketakutan melihat ratusan polisi datang hendak menggeruduk rumah korban.
"Tersangka itu sempat menangis di hadapan
pemilik rumah. Kami juga saat itu kan menyampaikan peringatan-peringatan pada
tersangka yang sedang menyandera korban itu," ujarnya pada wartawan, Sabtu
(3/9/2016).
Saat itu, tambah Irjen Moechgiyarto, kedua pelaku
itu membuat skenario untuk bisa membebaskan mereka dari jeratan hukum yang
mungkin terjadi nantinya. Keduanya lalu memaksa korban untuk membuat surat
pernyataan kalau pelaku dengan korban itu sejatinya memiliki suatu hubungan
keluarga. Namun, itu semua merupakan modus pelaku belaka.
"Mereka buat suatu skenario seolah mereka berkeluarga. Ada hubungan persaudaraan. Buat pernyataan yang ditandatangani pemilik rumah, istri, anak, dan tersangka kalau tak terjadi apa-apa. Karena mereka ini panik. Padahal, korban pun tak mengenal kedua tersangka," ujarnya.
Pelaku perampokan dan penyanderaan di rumah Asep Sulaeman di Pondok Indah, Jakarta Selatan, ternyata masuk ke rumah korban setelah membuntuti PRT di rumah tersebut.
Kapolda menjelaskan, kedua tersangka diketahui
berinisial AJ dan S sudah mengintai rumah korban di Jalan Gedung Hijau 9 No 17,
Jakarta Selatan. Ketika PRT hendak masuk kerja, kedua pelaku membuntuti dan
ikut masuk ke rumah tersebut.
"Pelaku langsung menodongkan pistol jenis
Walther PPK kaliber 32 mm kepada pembantu tersebut," kata Kapolda kepada
wartawan di lokasi, Sabtu (2/9/2016). Selanjutnya kedua pelaku meminta agar PRT
tersebut memanggil Asep dan Euis sang pemilik rumah.
Bukannya menuruti keinginan pelaku, PRT menangis
keras lantaran takut akibat ditodongkan pistol. Suara tangis PRT ini didengar
oleh Asep dan Euis yang melihat lewat jendela.
Mengetahui hal tersebut, pelaku lantas merusak
jendela dan masuk ke rumah korban."Di situ pelaku rusak jendela, dan
pemilik rumah sempat mukul pakai tangga," tuturnya.
Humas Polda Metro Jaya (PMJ) memjelaskan, setelah
para pelaku masuk, tambah Moechgiyarto, pelaku lantas menyandera semua penghuni
rumah, satu keluarga bernama Asep, Euis, dan anaknya yang berusia 20 tahunan
serta pembantu rumah tangga yang dibuntutinya itu.(PMJ/SUR).
No comments