10 Tahun Lagi, Lubuklinggau Diprediksi Alami Kepadatan Penduduk.
LUBUKLINGGAUBERITA-ONE.COM - Pembangunan Kota Lubuklinggau yang
terjadi begitu pesat dalam beberapa tahun terakhir, diprediksi akan menyebabkan
persoalan baru, yakni kepadatan penduduk parah dalam 10 tahun kedepan,
seandainya tidak segera diantisipasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot)
Lubuklinggau.
Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Raden Syahlendra menjelaskan, prediksi tersebut merupakan salah satu hal yang sangat mungkin terjadi dan bisa dibilang sebuah kepastian, sebab kemajuan Kota Lubuklinggau yang ditopang oleh perkembangan daerah tetangga, akan membuat Kota Lubuklinggau menjadi pusat tempat tinggal penduduk.
Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Raden Syahlendra menjelaskan, prediksi tersebut merupakan salah satu hal yang sangat mungkin terjadi dan bisa dibilang sebuah kepastian, sebab kemajuan Kota Lubuklinggau yang ditopang oleh perkembangan daerah tetangga, akan membuat Kota Lubuklinggau menjadi pusat tempat tinggal penduduk.
"Ini yang menjadi dasar hal
tersebut sangat mungkin terjadi, karena fakta saat ini banyak rencana yang
belum direalisasikan Pemkot Lubuklinggau, contohnya lokasi gudang-gudang yang
awalnya akan di pindahkan ke wilayah selatan, belum juga dilaksanakan hingga
sekarang. Termasuk, jalur transportasi yang sampai saat ini saja masih mengalami
berbagai permasalahan, terutama kemacetan akibat mobil, khususnya kendaraan
kapasitas besar masih saja berseliweran di tengah kota dan mirisnya, bahkan ada
yang melakukan bongkar muat barang," jelasnya.
Padahal, dijelaskannya bahwa Kota
Lubuklinggau yang saat ini mulai berjamuran pemukiman baru, harus secepatnya
mengatasi hal ini, agar tidak timbul permasalahan lain yang dihadapi Pemkot
Lubuklinggau, terutama terkait permasalahan tata ruang kedepan.
"Yang jelas, namanya
perencanaan harus sinkron dengan pelaksanaan, sebab persoalan tata ruang
sendiri, hingga kini belum terselesaikan dengan baik," kata dia.
Terlebih, ia menyampaikan bahwa
Kota Lubuklinggau yang merupakan kota transit dan pasti dilalui banyak
kendaraan asal luar kota, akan turut memperparah kondisi tata ruang di Kota
Lubuklinggau, apalagi setelah jumlah penduduk dan pemukiman di Kota
Lubuklinggau mulai bertambah nantinya dalam beberapa tahun kedepan.
Selain itu, diakuinya hal ini pun
lebih diperkuat, karena Kota Lubuklinggau, dipastikan akan menjadi Kota
Pendidikan. Sebab, berbagai perguruan tinggi dipusatkan di daerah ini, bahkan
saat ini pendidikan di Kota Lubuklinggau, terlihat mulai dilirik pelajar asal
luar daerah yang ingin menuntut ilmu disini.
"Mereka yang akan menyekolahkan anak-anaknya, tentu akan lebih memilih Kota Lubuklinggau, karena jarak tempuh lebih dekat, seperti warga asal daerah terdekat, contohnya Empat Lawang, Muratara, Musirawas dan Rejang Lebong," jelasnya.
"Mereka yang akan menyekolahkan anak-anaknya, tentu akan lebih memilih Kota Lubuklinggau, karena jarak tempuh lebih dekat, seperti warga asal daerah terdekat, contohnya Empat Lawang, Muratara, Musirawas dan Rejang Lebong," jelasnya.
Hal ini diakuinya, memang akan
menjadi potensi baru bagi Kota Lubuklinggau untuk menghasilkan pendapatan asli
daerah (PAD), namun memang potensi ini juga harus diwaspadai, karena juga akan
berimbas dengan munculnya persoalan baru, khususnya kepadatan penduduk.
"Ini sebuah potensi yang
harus dipikirkan bagaimana memanfaatkannya, khususnya potensi menghasilkan PAD,
namun perlu juga diwaspadai, potensi ini juga tentu akan menimbulkan kepadatan
penduduk, sebab bukan tidak mungkin warga asal luar kota akan melirik untuk
juga memiliki kediaman di Kota Lubuklinggau," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Lubuklinggau, Dedi Yansyah
menjelaskan, pihaknya membenarkan prediksi tersebut, namun saat ini antisipasi
terkait hal ini telah mulai dijalankan pihaknya, agar nantinya tidak menimbulkan
persoalan baru.
"Benar itu, tapi selama ini
sudah lakukan upaya antisipasi, khususnya berkoordinasi dengan pengembang
perumahan dan merencanakan pembangunan yang nantinya sesuai dengan kondisi
kedepan. Jadi bukan hanya permasalahan yang akan terjadi 10 tahun lagi,
pembangunan yang sesuai dengan kondisi 25 tahun kedepan juga sudah kita
rencanakan," ungkapnya.Diakuinya, setiap pengembang
perumahan (Developer) hingga saat ini terus menjalin koordinasi yang baik
dengan pihaknya, agar dalam melakukan pembangunan tata ruang baru, tidak
menyalahi aturan dan sesuai dengan rencana pihaknya.(Joni)
No comments