Warga Cawang Gumilir Kelaparan.
Imbas Penggusuran Yang Dilakukan Pemkab Musirawas.
MUSIRAWAS, BERITA-ONE.COM - Sedikitnya 344 Kepala Keluarga (KK) yang
merupakan warga Cawang Gumilir, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musirawas
kini menderita kelaparan, diduga kuat imbas dari penggusuran lahan yang menjadi
tempat mereka berkebun yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musirawas
beberapa waktu lalu.Bahkan, tak hanya menderita kelaparan, sejumlah pelajar
sekolah dasar (SD) disana pun, kini turut terancam tidak bisa mengikuti ujian
dan melakukan proses belajar mengajar. Hal ini diketahui saat inspeksi mendadak
(sidak) yang dilakukan oleh Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Musirawas, Senin (4/4).
Ketua Komisi I DPRD Musirawas,
Mansyur Daniel menjelaskan, kondisi warga kelaparan, memang benar diakibatkan
penggusuran lahan dan tidak ada bantuan dari Pemkab Musirawas usia melakukan
hal tersebut."Mereka terdiri dari 344 KK, rinciannya yakni 154 KK
ditampung di Balai Desa SP 6 Bumi Makmur, sedangkan sisanya tinggal
ditempat-tempat keluarga. Terus terang mereka kurang makan. Berdasarkan
hasil sidak, lokasi disana kini semua telah rata dengan tanah dan yang tersisa
hanya masjid dan gardu PLTS saja. Yang menjadi pertanyaan saat ini, mereka
semuanya memiliki KTP dan KK yang dikeluarkan Disdukcapil Musirawas dan berarti
merupakan warga Kabupaten Musirawas, namun kenapa diberlakukan seperti itu.
Malah kini, kebun mereka sudah digusur, tetapi ditanam kembali oleh PT MHP
dengan pengawalan ketat aparat," ungkapnya.
Ia menyampaikan, dari hasil sidak
tersebut, ada beberapa point yang dinilai pihaknya harus segera dilakukan
Pemkab Musirawas, seperti memfasilitasi agar pelajar disana secepatnya
disekolahkan ke SP 6, Bumi Makmur, Kecamatan Muara Lakitan serta menyediakan
lokasi relokasi yang lebih layak untuk warga yang menjadi korban penggusuran."154
KK yang ditampung di SP 6 atau berada di tempat keluarga. Mereka saat ini
kekurangan makanan, kita telah memberikan bantuan mie instan sebanyak 30 dus
serta sejumlah uang tunai. Ini kejam sekali, sebab masyarakat malah dilarang
memanen hasil tanaman mereka sendiri," ungkapnya.
No comments