Waduh, Lima Jembatan Putus Dihantam Banjir.
Sejumlah Pemukiman Terisolir
Satu Rumah Warga Hanyut.
Stok Bantuan Makanan Cepat Saji Habis.
MURATARA BERITA-ONE.COM - Lima unit jembatan gantung di lima desa
dalam wilayah Kecamatan Rupit, Kabupaten Musirawas Utara (Muratara) putus
dihantam banjir. Kelima jembatan, diantaranya jembatan Desa Embacang, Desa
Noman, Desa Batu Gajah, Desa Muara Tiku dan Desa Maur ini pun, membuat sejumlah
pemukiman warga kini terisolir. Bahkan, khusus di Desa Noman, ada satu rumah
warga yang hanyut terbawa arus yang ketinggiannya mencapai hampir setinggi
leher orang dewasa.
Sementara, untuk jembatan gantung yang menghubungkan Desa Noman Lama dengan Noman Baru dan jembatan di Desa Batu Gajah yang turut menjadi korban amukan arus sungai, hanya menyisakan kawat selingnya (rangka) jembatan saja, Senin (28/3)Warga Desa Noman, Shahudi menjelaskan, banjir melanda pemukiman masyarakat sejak pukul 01.00 WIB pagi. Akibat sungai tak mampu menahan debit air, hingga menjadikan sungai Rupit meluap dan merendam pemukiman masyarakat.
Sementara, untuk jembatan gantung yang menghubungkan Desa Noman Lama dengan Noman Baru dan jembatan di Desa Batu Gajah yang turut menjadi korban amukan arus sungai, hanya menyisakan kawat selingnya (rangka) jembatan saja, Senin (28/3)Warga Desa Noman, Shahudi menjelaskan, banjir melanda pemukiman masyarakat sejak pukul 01.00 WIB pagi. Akibat sungai tak mampu menahan debit air, hingga menjadikan sungai Rupit meluap dan merendam pemukiman masyarakat.
Karena waktu kejadiaannya dini
hari, masyarakat banyak yang tidak bisa menyelamatkan barang-barang
berharga," ungkapnya.Dijelaskannya, beberapa warga bahkan terpaksa
meletakkan barang-barang elektronik diatas kayu yang sengaja diterapungkan
diatas air, guna menghindari kerusakan.
"Itupun kapasitasnya terbatas, sedangkan untuk rumah, hampir seluruhnya terendam," kata dia.
Ia pun menyampaikan, warga yang berada di pemukiman seberang sungai, hingga kini tidak bisa keluar dari desa, dikarenakan jembatan yang menjadi akses satu-satunya telah putus akibat arus deras sungai.
Masyarakat yang ada di seberang tidak bisa menyeberang, kalau memang harus keluar, terpaksa menggunakan ketek (perahu)," jelasnya.
"Itupun kapasitasnya terbatas, sedangkan untuk rumah, hampir seluruhnya terendam," kata dia.
Ia pun menyampaikan, warga yang berada di pemukiman seberang sungai, hingga kini tidak bisa keluar dari desa, dikarenakan jembatan yang menjadi akses satu-satunya telah putus akibat arus deras sungai.
Masyarakat yang ada di seberang tidak bisa menyeberang, kalau memang harus keluar, terpaksa menggunakan ketek (perahu)," jelasnya.
Sementara itu, warga lain, Ron
menjelaskan, sejumlah masyarakat saat ini membutuhkan air bersih, guna memenuhi
kebutuhan minum sehari-hari."Air sumur saat ini berwarna kecoklatan karena
bercampur air sungai. Masyarakat kini memerlukan bantuan air bersih, karena air
disini tidak layak diminum. Ini banjir terbesar dalam 10 tahun terakhir,"
jelasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial
(Dinsos) Muratara, Zainal Arifin Daud mengaku, pihaknya saat ini telah
menurunkan tim, guna melakukan pengecekan lapangan, agar mengetahui berapa banyak
rumah yang terendam."Saat ini tim masih melakukan pengecekan, jadi belum
bisa menjelaskan berapa rumah yang terendam. Perlu diketahui, untuk stok
makanan cepat saji saat ini sudah habis digunakan untuk bantuan banjir belum
lama ini. Jadi, Dinsos dalam waktu dekat akan mengambil stok lagi ke Provinsi
Sumsel," ungkapnya. (Joni)
No comments